DATAPOST.ID MEDAN — Respon cepat yang dilakukan Polda Sumatera Utara terkait pemeriksaan dugaan polusi udara, karena asap buangan berwarna hitam dan adanya limbah cair di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Berangir Labuhan Batu Utara (Labura), mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumut.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas LHK Sumut, Yuliani Siregar kepada wartawan, Jumat (22/12/2023).
Selain itu, Kepala Dinas LHK Sumut juga berjanji akan mengecek informasi masyarakat atas asap hitam dan limbah cair di PKS milik PTPTN 4 di Kecamatan NA IX-X Labura itu.
“Ya udah, nanti kita cek ke lapangan, kita lihat ke lapangan. Kalau Bapak mau ikut cek lapangan enggak ada masalah. Kalau pun mau dicek oleh Tipiter Polda enggak masalah,” ujar Yuliani Siregar.
Dijelaskannya, atas pemeriksaan dugaan pencemaran, umumnya DLHK dan Polisi saling kordinasi diantaranya menjadi saksi ahli dan pemeriksaan laboratorium atas sample limbah.
Atas kepatuhan laporan pengelolaan lingkungan hidup, Yuliani menjelaskan, setiap perusahaan wajib melaporkan hasil pengelolaan limbahnya secara berjenjang dari Pemerintah Kabupaten Labura, Provinsi Sumut dan Kementerian LHK RI.
Ditegaskannya, Yuliani mengaku selalu peduli atas masalah lingkungan dan selalu siap berkoordinasi dengan kepolisian yang melakukan pemeriksaan atas masalah lingkungan hidup.
Diberitakan sebelumnya, Kasubdit Tipiter Ditreskrimsus Polda Sumut AKBP Jerico Lavian Chandra, Kamis (21/12/2023) merespon dengan menyatakan akan memeriksa informasi masyarakat atas dugaan polusi udara dari PKS milik PTPN 4 ini.
“Siap bang. Kami arahkan anggota cek ya,” respon Perwira Polisi dikenal ramah ke berbagai kalangan masyarakat ini saat disampaikan informasi via pesan Whats App nya.
Informasi lain diperoleh wartawan, Kamis (21/12/2023) dari sumber lebih membelalakkan mata. Dari visual foto dan video amatir yang dikirim narasumber, terlihat air di median parit lingkungan sekitar PKS Berangir berubah warna.
Diduga limbah pabrik pengolahan kelapa sawit pimpinan Agusman itu mencemari lingkungan. Sumber wartawan bahkan telah mengambil sample air parit yang terkontimidasi limbah PKS itu menggunakan media botol air minum kemasan guna diuji ke laboratorium.
Tak satupun petinggi PKS Berangir Labura dan Manajemen PTPN 4 merespon konfirmasi wartawan. Kamis (21/12/2023) wartawan melayangkan konfirmasi ke massage Whats App Manager PKS Berangir Agusman tak dibalas meski terlihat 2 centang di laman WA nya. Demikian juga ke Humas PTPN 4 Khairul, tak ada respon pejabat yang mengurusi informasi di perusahaan plat merah yang kini berubah nama menjadi Regional-Supporting Co ini.
USUT TUNTAS
Dugaan polusi udara dan dugaan pencemaran limbah di lingkungan sekitar PKS Berangir ini diharapkan diusut tuntas baik proses hukum maupun sanksi manajemen PTPN 4 atas dugaan kelalaian bawahannya ini.
“Balai Gakkum Kemen LHK, Dinas LHK Sumut dan Ditreskrimsus Polda Sumut kami harapkan segera melakukan cek lapangan dan kalau memang terbukti dugaan polusi dan pencemaran lingkungan ini, lakukan langkah hukum. Selain itu manajemen di Direksi PTPN 4 harus melakukan penelaahan masalah ini. Kalau ada kelalaian atas kejadian itu, segera ditindak. Masih banyak pegawai PTPN 4 lain yang mampu bekerja maksimal membesarkan PKS Berangir,” tegas R Gultom SH aktivis Lembaga Peduli dan Pemantau Pembangunan (LP3), Jumat (22/12/2023) di Medan.
R Gultom SH memuji respon cepat Kasubdit Tipiter Ditreskrimsus Polda Sumut AKBP Jerico Lavian Chandra yang segera memerintahkan anggotanya melakukan pengecekan lapangan atas informasi masalah lingkungan hidup itu.
“Kami applus gerak cepat Pak Jerico. Memang di bawah kepimpinan Irjen Agung Setya Imam Effendi, Polda Sumut selalu mengedepanan langkah dan respon cepat menindaklanjuti masalah di tengah masyarakat. Luar biasa,” pujinya.
Manajer PKS Berangir Agusman menanggapi enteng masalah kepulan asap hitam yang keluar dari Pabrik Kelapa Sawit yang dipimpinnya. Saat konfirmasi wartawan, Rabu (20/12/2023) via sambungan Whats App, Agusman tak menampik asap hitam yang keluar dari cerobong PKS itu.
MAINTANDENCE
Dia berdalih, asap hitam tersebut karena dalam proses maintandence alat operasional pabrik pengolah kelapa sawit itu karena pengolahan tak rutin.
“Itu karena proses pengorekan kerak abu. Setiap 4 jam. Kalau dia proses olahnya tak rutin. Maka star olah pertama. Kita 4 hari sekali saja olah. Jadi kalau tak rutin maka selalu dilakukan prefentif maintandence. Sebentar nya itu,” bebernya.
Dia juga mengaku, saat akhir olah jika tak pernah bersih-bersih maka saat pengolahan pertama akan dilakukan pembersihan yang berakibat mengeluarkan asap hitam.
“Kalau pengolah pertama bersih bersih. Biasalah bang, yang komplain kalau tak kenal maka tak sayang,” katanya sembari mengatakan beberapa waktu lalu menggelar bhakti sosial dengan masyarakat sekitar Pabrik Kelapa Sawit. (***)