NIAS BARAT || datapost.id – Guna menjalankan tupoksinya sebagai (pengawasan,red) Wakil Bupati Nias Barat Dr. Era Era Hia MM,MSi melakukan kunjungan kedua kalinya di pembangunan Rumah Sakit Pratama Nias Barat yang berlokasi di Lologolu. Meski mendapatkan cacian, di teriaki sebagai pengacau oleh oknum penghibah tanah, namun Wakil Bupati tetap sabar dalam melakukan kunjungan.
Kepada media datapost.id, Wakil Bupati Dr. Era Era Hia MM, MSi, Kamis (13/04/2023) di pendopo nya menyampaikan bahwa kunjungannya ke Rumah Sakit Pratama Lologolu Kabupaten Nias Barat, kemarin Rabu 12 April 2023 merupakan kunjungannya yang kedua selama berlangsung proses pembangunan Rumah Sakit Pratama Lologolu.
Sebelumnya, kata Wakil Bupati, saat mau ke lapangan ia sempat mengajak pejabat Dinas Kesehatan Nias Barat. Namun, karena berada diluar kota termasuk juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), jadi mereka tidak ikut, hanya perwakilan Inspektorat yang mendampinginya ke lokasi,
“Kehadiran saya ke lokasi pembangunan Rumah Sakit, guna melakukan tugas pengawasan sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 pada Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) yang mengamanatkan Wakil Kepala Daerah mengoordinasikan tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan.” ucap Era Era Hia.
“Tanpa pengawasan yang ketat sama saja memberikan kesempatan kepada kontraktor untuk berbuat curang,” imbuhnya.
Pembangunan Rumah Sakit Pratama Lologolu dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana PT. Peduli Bangsa dan Konsultan Supervisi CV. Khalimal Consultant dengan nilai kontrak sebesar Rp. 43.109.346.000,00 dengan masa pelaksanaan 180 hari kalender. Dikerjakan mulai 5 Juli 2022 sampai 31 Desember 2022.
Namun karena belum selesai, kemudian diperpanjang lagi melalui addendum-03 surat perjanjian (kontrak) dengan perpanjangan waktu 61 hari kalender sampai berakhir tanggal 2 Maret 2023. Gitu pun sampai hari ini, sudah 103 hari melewati batas waktu pengerjaannya, tetap juga belum selesai dikerjakan.
Berdasarkan pemantauan saya kemarin, lanjut Era Era Hia, banyak pekerjaan yang belum selesai, terdapat beberapa plafon yang belum terpasang, dan sebagian besar kusen juga belum terpasang. Selain itu, ada juga beberapa titik keramik belum terpasang dan seluruhnya belum dilakukan pengecetan serta halamannya sama sekali belum dirapikan, bahkan di beberapa dinding terlihat retak-retak.
“Anehnya, perwakilan rekanan melalui mandor bernama Beneami Duha, menyampaikan bahwa pembangunannya bisa selesai dalam waktu 1 bulan kedepannya.” sindir Wakil Bupati.
Berdasarkan data Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Nias Barat Tahun Anggaran 2022, dalam pos Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat, pada halaman L6 dilaporkan bahwa pembangunan Rumah Sakit baru beserta sarana dan prasana pendukungnya, plafon anggarannya sebesar Rp. 51.092.300.000,00 dengan realisasi (yang sudah dibayarkan kepada rekanan) per 31 Desember 2022 sebesar Rp. 40.396.200.560,00.
“Tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Nias Barat kepada rekanan telah dilaksanakan. Namun tanggungjawab rekanan patut dipertanyakan. Sebab sudah beberapa kali diberikan kesempatan perpanjangan masa pengerjaannya, tetapi belum sepenuhnya menyelesaikan kewajibannya,” ungkapnya.
Saya sangat memahami jika sebagian besar masyarakat Nias Barat mulai kecewa terhadap rekanan, bahkan dapat memahami juga jika ada pihak-pihak yang menduga ada indikasi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). “Itu semua hak masyarakat untuk menilai, bahkan jika ada pihak-pihak yang melaporkan dugaan-dugaan tersebut kepada Aparat Penegak Hukum (APH) karena rekanan terus lalai dalam menjalankan kewajibannya, tentu kita tidak melarang, karena itu adalah hak masyarakat.” tegasnya.
Dalam kunjungan saya kemarin, ada sekitar 1-3 orang yang yang menolak kehadiran saya, bahkan saya diteriaki “pengacau”. Ternyata setelah saya mendapatkan informasi, mereka itu sekeluarga, ibu dan anak-anaknya, yang mengaku penghibah tanah. Barangkali kehadiran saya mengganggu kepentingan mereka dan kelompoknya, sehingga dengan status sebagai penghibah tanah mereka masih merasa berkuasa terhadap pembangunan Rumah Sakit tersebut.
“Saya benar-benar khawatir bagaimana kedepannya, bisa jadi mereka ini masih merasa berkuasa atas keberadaan Rumah Sakit tersebut, semoga saja mereka ini tidak menghalangi-halangi masyarakat yang hendak berobat dikemudian hari, ” ucapnya.
Bagi saya, cetus Era Era Hia, kelompok-kelompok yang alergi terhadap keterbukaan informasi, dan kelompok yang menginginkan KKN subur di Nias Barat terutama dalam pembangunan Rumah Sakit Pratama Lologolu, pasti menolak segala bentuk pengawasan yang ketat. Namun inilah tantangan yang harus dihadapi, pemerintah dan masyarakat umum tidak boleh kalah terhadap kelompok yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya.
“Oleh karena itu, saya mengajak kerjasama seluruh stakeholders Nias Barat untuk bersatu padu dalam memberantas mafia KKN di Nias Barat, baik saat ini maupun di masa mendatang,” tegasnya.
Saat disinggung apa tanggapannya tentang teriakan oknum masyarakat itu, ‘Wakil Bupati jangan mengacau atau Wakil Bupati mengacau’. Ia mengatakan, bagi saya itu hal biasa dan sebagai pemimpin harus sabar menghadapi masyarakat.
“Jangankan untuk melaporkan atas tindakan mereka itu yang seakan-akan menghalangi tugas saya sebagai Wakil Bupati, bahkan saat saya pulang dari lokasi itu kemaren saya tetap menyapa mereka dan manyalami oknum masyarakat itu.” tandas Wakil Bupati mengakhiri.
Hingga berita ini diterbitkan, media belum melakukan konfirmasi kepada PPK dan Dinkes, namun akan di lakukan konfirmasi selanjutnya. (MG).