MANDAILING NATAL || DATAPOST.ID – Puluhan mahasiswa mengatasnamakan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Mandailing Natal (Madina) melakukan aksi unjukrasa di depan Kantor Bupati Mandailing Natal, Rabu (11/10/2023).
Kedatangan puluhan mahasiswa itu guna mempertanyakan tentang penanganan Stunting di Kabupaten Mandailing Natal.
Uniknya, dalam aksi yang digelar puluhan mahasiswa di depan Kantor Bupati Madina, mereka membawa KERENDA MAYAT, sebagai tanda “matinya” keadilan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal.

Dalam orasinya, Yahya selaku Koordinator Aksi meminta pihak Pemkab Madina untuk memaparkan apa saja yang sudah dilakukan untuk menekan tingginya Stunting di Madina.
Karena menurut Yahya, akibat tidak ada aksi dari Pemkab Madina, Stunting di Madina telah memakan korban jiwa.
“Beberapa waktu lalu, ada diberitakan di media tentang anak bayi Stunting yang meninggal. Ini yang ingin kami pertanyakan apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemkab Madina,” teriaknya.
Kemudian Yahya mempertegas, bahwa mereka datang ke Kantor Bupati untuk bertemu dengan Ketua Tim Penanganan Stunting Madina, Atika Azmi Utammi yang juga Wakil Bupati Madina.
“Kami datang untuk mendengar langsung penjelasan dan penjabaran apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten,” tegasnya.
“Anggaran Stunting ini cukup besar. Tapi mengapa bisa memakan korban jiwa. Dan ini terjadi di Ibukota Kabupaten sendiri, yakni Kecamatan Panyabungan. Ada apa ini, kami hanya ingin meminta penjelasan saja dan memberikan solusi yang kami punya,” imbuhnya.
Disela sela menyampaikan orasinya, para pengunjukrasa sempat ditemui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Madina, Alamul Haq Daulay, namun tampaknya kehadiran Sekda tidak bisa mewakili keinginan mahasiswa, sehingga mereka masih menunggu kehadiran Bupati atau Wakil Bupati Madina.
“Pak Sekda jika ingin berbicara harus bisa menyampaikan data. Bukan hanya ngomong saja. Kami butuh data apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemkab. Kalau hanya ngomong kami juga bisa,” tegas Yahya menolak kehadiran Sekda.
Hingga pukul 10.30 wib, puluhan mahasiswa masih bertahan di Kantor Bupati Madina menunggu kedatangan Bupati dan Wakil Bupati Madina. Mereka juga akan terus bertahan hingga ada Pejabat Pemkab yang bisa menjelaskan penanganan Stunting di Madina.
“Kami akan terus bertahan hingga ada yang bisa menjelaskan bahkan berdebat dengan kami. Kami bukan datang tanpa solusi, tapi kami juga ingin tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah,” pungkasnya. (Sulpan Lbs)