“Inilah Kehidupan, Walaupun Manusia Merencanakan, Tapi Allah lah Yang Kehendaki. Berkeinginan Menunaikan Ibadah Haji Bersama Suami, Namun Inilah Kehidupan, Allah Berkehendak Harus Tunaikan Wasiat Orangtua Berangkat Bersama Adik Kandung”
MEDAN, DATAPOST.ID — Umur tidak ada yang tahu, kapan kita dipanggil Sang Ilahi Robbi. Manusia hanya punya rencana, namun Allah lah yang berkehendak.
Entah itu rasa syukur atau kesedihan, seperti yang dialami Hotmida Pulungan (39) dan M. Bahmid Nazri Pulungan (27), Tamu Allah asal Kabupaten Padang Lawas yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 10 tersebut mengartikan langkahnya menuju tanah Suci. Mereka merupakan saudara kandung yang berkesempatan menunaikan ibadah haji melalui proses pelimpahan nomor porsi.
Kedua orangtua mereka yang seyogyanya berangkat menunaikan ibadah haji, karena telah terdaftar sejak tahun 2012, harus lebih dulu meninggalkan dunia karena sakit.
“Ayah 2023 lebih dulu berpulang. Selang 40 hari, mamak menyusul ayah. Terguncang hati dan perasaan kami karena ditimpa bertubi-tubi rasa duka karena kehilangan orang yang dicintai,” ucap Hotmida yang sehariannya berprofesi sebagai guru.
Hal senada juga diceritakan Nazri adiknya Hotmida, sebelum ibunya meninggal, ada pesan penting yang harus ditunaikannya yakni menggantikan ibunya untuk menunaikan haji.
“Sebelum mamak meninggal, ia sampaikan wasiat penting kepada saya selaku anak laki-laki satu-satunya. Ia ingin saya menggantikannya untuk menunaikan ibadah haji,” ucap Nazri.
Kembali dengan Hotmida menceritakan, memang pesan wasiat ibu hanya untuk Nazri saja, walau mereka 9 bersaudara. Kemudian seluruh keluarga berembuk siapa yang menggantikan ayahnya, lalu Hotmida lah yang berangkat sebagai anak sulung.
“Sebenarnya saya belum mau berangkat karena saya sudah mendaftar dengan suami. Saya ingin bersama suami saya. Namun inilah kehidupan, ini yang Allah kehendaki. Saya harus bersama adik saya melaksanakan keinginan kedua orangtua,” tambah Hotmida.
Perasaan dan hatinya tidak bisa ditebak. Entah senang mendapat kesempatan mengunjungi tanah Suci dan menunaikan ibadah haji, tetapi hatinya selalu teringat dengan keinginan kedua orangtuanya yang ingin menjadi tamu Allah.
“Saya istikharah sebelum akhirnya memutuskan berangkat. Saya sangat sedih karena berangkat haji adalah keinginan terbesar kedua orangtua untuk menyempurnakan rukun Islam,” haru Hotmida.
Hotmida bernazar untuk mendoakan ibu dan ayahnya agar diberi perlindungan oleh Allah dan menerima segala pahala mereka dan memaafkan segala dosa mereka.
“Sesaat saya di dekat Ka’bah, saya ingin wajah kedua orangtua saya hadir. Saya ingin bertemu mereka dan berkumpul lagi, kami rindu mereka,” tutur Hotmida.
Nazri pun ingin menunaikan umrah atas nama ibunya sebagai penebus wasiat yang telah diberikan. “Saya akan menyelesaikan wasiat mamak. Mendoakannya dan umrah atas namanya,” seru Nazri menambahi. (Lubis)