JAKARTA II DATAPOST.ID – Sikap tegas dan konsistensi Forum Mahasiswa Peduli Bangsa (FMPB) dalam menyuarakan dugaan korupsi dan gratifikasi modus sedekah rutin di jajaran Pemerintahan Kabupaten Asahan menuai titik terang.
Usai dilaporkan secara resmi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengenai indikasi KKN yang diduga dilakukan Bupati Asahan Surya Bsc dan Camat dipastikan akan di usut tuntas.
Hal tersebut Disampaikan bagian pengaduan masyarakat (Dumas) KPK kepada Ketua Umum FMPB, M Ritonga bahwa dugaan KKN Bantuan Sosial (Bansos), pengadaan barang dan jasa, serta dugaan gratifikasi atau pungli modus sedekah untuk segera dilengkapi sejumlah data yang berkaitan.
“Jadi tuntutan kita jelas, bahwa KPK harus melakukan investigas ke wilayah Kabupaten, melalukan pemeriksaan keuangan melalui PPATK, serta menyadap alat komunikasi selular Bupati, beserta sejumlah pejabat diduga anak main Bupati Asahan Surya Bsc” Ujar M Ritonga Jumat (29/12/2023)
Dipaparkan Ketua Umum FMPB M Ritonga, beberapa Alat bukti yang dimintakan KPK sudah diberikan. Mulai dari data dugaan gratifikasi seperti percakapan dalam grup maupun percakapan pribadi oknum Camat, daftar penerima Bansos atau dana hibah fiktif serta sejumlah dugaan korupsi pembangunan diduga mark-up dan mangkrak serta menjadi temuan BPK RI.
“Kelengkapan data no selular sejumlah pejabat yang diduga terlibat serta menjadi anak main Bupati atau tukang pikul sudah diserahkan, tinggal beberapa pejabat eselon, seperti Camat, kabid dan beberapa kepala OPD saja belum diberikan lampiran daftar namanya”tegasnya.
M Ritonga juga menegaskan bahwa, konsistensi menyuarakan dugaan KKN dan indikasi gratifikasi di Pemkab Asahan ini diawal hingga saat ini begitu berat dan beresiko.
Intervensi serta tekanan berupa teror serta intervensi pembungkaman diduga dilakukan oknum Camat bernama Syaiful Parlagutan Pasaribu masih gencar dilakukan.
Upaya pembungkaman, intervensi dan tekanan dari sejumlah pihak tersebut dilakukan, diakibatkan rasa ketidakpuasan Ahmad Syaiful Pasaribu yang beberpa kali menteror secara langsung serta meminta untuk dihentikan aksi unjukrasa tidak berhasil dilakukan.
“Oknum Camat tersebut yang berlagak pahlawan serta terkesan menjilat terhadap pimpinan. Kemari dia bertemu menekan saya, menyampaikan Bupati mau dialog. Karena Bupati masih umroh, kami jelas tolak.
Saat ini kami tetap fokus menyiapkan data-data yang perlu jadi bukti, meskipun upaya pembungkaman seprti pencopotan berita aksi unjukrasa kami di beberapa media lokal yang dihapus, serta intervensi dari komunikasi selular hingga adu domba di lapangan setiap melakukan aksi unjukrasa.”Pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah proyek yang kerap jadi “bancakan” para tim pemenangan Bupati Asahan Surya Bsc hingga munculnya dugaan gratifikasi modus sedekah rutin terhadap pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) serta camat menuai intervensi.
Bupati Asahan Surya Bsc disebut-sebut dugaan aktor utama dalam upaya intervensi kepada mahasiswa dan pemuda anti korupsi yang tergabung dalam lemabaga forum mahasiswa pemuda bangsa (FMPB) yang kerap menyuarakan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Kabupaten Asahan.
“Intervensi berlangsung selama sepekan, Usai melakukan aksi unjukrasa pada Kamis (14/12/20023) sejumlah nomor tak dikenal kerap melakukan intervensi melalui komunikasi selular” Ujar Ketua Umum FMPB M Ritonga kepada wartawan (Selasa 14/12/2023) lalu.
Dipaparkan M Rintonga bahwa intervensi yang dialami tersebut selain menara bernada ancama serta upaya pelarangan untuk melakukan aksi unjukrasa.
“Kau namanya M Ritonga ? Ga usah kau demo-demo Bupati. Bupati lagi umroh. Apa mau kau ? Biasa itu kalau Bupati kasih mainan ssama tim pemenangan ” Kata M Ritonga menirukan gaya intervensi sembari mengakui bahwa perilaku manusia pembiasan permainan dugaan korupsi proyek dan gratifikasi di jajaran Pemkab Asahan.
Ironisnya, kegerahan para pejabat yang diduga diminta sedekah rutin oleh oknum pengumpul, tak mampu lagi tertahankan. Dikarenakan nominal yang kerap diminta begitu fantastis, terkadang per orang Rp 2juta- Rp 5juta perbulan.
Terpisah, beredar dan bocornya sebuah pesan Whatsapp Camat Asahan Kota Kisaran Barat berinisial Khualid dalam melakukan pengkondisian uang setoran Sedekah Rutin Bulanan dari seluruh Camat se Kabupaten Asahan menuai pro kontra.
Khualid disebut-sebut sebagai ‘ketua kelas’ para Camat se Kabupaten Asahan . Selain itu, Khualid disebut-sebut sebagai penanggung jawab dan pengumpul sedekah rutin yang diduga akan disetorkam kepada Bupati dan Wakil Bupati. (*)