MEDAN || datapost.id – Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa, Rabu (10/05/2023) di Kampus Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Medan, di Jalan Williem Iskandar Medan Estate. Bahkan mereka berencana akan melakukan aksi tersebut hingga tanggal 12 Mei 2023.

Dalam orasinya, yang merupakan tuntutan utama para mahasiswa ini adalah, mendesak agar Rektor ITSI Medan segera mundur. Karena mereka menganggap sudah menyalahgunakan wewenang, diantaranya telah melakukan pungutan liar (pungli) kepada mahasiswa penerima Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan lainnya.

Adapun massa yang turun melakukan aksi unjuk rasa merupakan Wakil Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Kampus ITSI Medan. Antara lain, Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (HMJ-TPHP), Himpunan Mahasiswa Jurusan Budidaya Perkebunan (HMJ-BDP). Kemudian ada unit kegiatan mahasiswa, yakni Sigma, Bapom, PDMK, Archery, dan Menwa.

Mereka melakukan aksi unjuk rasa setelah memperhatikan masukan, keluh kesah, dan kerugian mahasiswa ITSI Medan. Dikarenakan tidak terpenuhinya hak-hak mahasiswa dan cenderung mengarah kepada penggelapan hak-hak mahasiswa yang telah mereka bayarkan kepada pengelola Institut Teknologi Sawit Indonesia yaitu Rektor ITSI. Dan juga adanya pembohongan terhadap janji-janji yang telah diberikan sejak awal.

Baca Juga :  Aksi Di Kejaksaan, DPP FMPM Madina Teriakkan Periksa Ketua Tim TPPS

Adapun selengkapnya tuntutan mahasiswa yang sebelumnya juga telah mereka sampaikan secara tertulis yakni :

1. Kembalikan uang PDH (pakaian dinas harian) Stambuk 2019 karena sudah tidak relevan lagi untuk dijahitkan lagi dikarenakan sudah mau tamat.

2. Kembalikan uang Posbun 2020, uang pembinaan karakter dan uang baju olahraga. Hal ini tidak layak digantikan dengan program apapun karena sudah tidak layak lagi dilaksanakan.

3. Kembalikan uang mahasiswa penerima Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) seutuhnya. Idealnya dengan alasan apapun, tidak pantas Rektor ITSI untuk memungut biaya lagi bagi mahasiswa kurang mampu.

Dan setelah dikembalikan sebagian maka kami meminta dikembalikan semua. Kami sampaikan lagi, apabila mahasiswa KIP harus memakai baju dinas, maka kami akan menyumbangkan baju kami ke seluruh mahasiswa Beasiswa KIP.

4. Perbaiki fasilitas kelas yang buruk, seperti LCD yang rusak hampir semua kelas, AC yang tidak dingin dan rusak, kipas angin yang rusak serta sarana prasarana kebun dan pabrik mini yang tidak terawat. Kami mahasiswa ITSI sudah membayar cukup besar untuk pembangunan, tapi tidak ada realisasinya. Padahal, setiap mahasiswa dipungut dari Rp30 juta sampai dengan Rp50 juta.

Baca Juga :  Dinsos Labuhanbatu Akan Bantu Material Guna Perbaikan Rumah Warga Dampak Angin Puting Beliung.

5. Turunkan dan ganti Rektor Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) karena telah menyalahgunakan kewenangan serta jabatan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan tidak sesuai dengan dunia pendidikan. Melakukan pemungutan liar kepada mahasiswa Beasiswa Kartu Indonesia Pintar, menggelapkan hak-hak mahasiswa, mematikan kreativitas mahasiswa, tidak memberikan dana kemahasiswaan, serta melakukan pembohongan kepada mahasiswa KIP dengan melakukan pemungutan liar dan alasan macam-macam.

Penelusuran minat bakat yang dijanjikan dapat beasiswa penuh, ternyata bayar, pembohongan terhadap mahasiswa lulusan cadangan yang diminta bayar tambahan pengembangan diri tapi tidak ada kegiatan (mahasiswa lulus cadangan bayar Rp4 juta hingga Rp8 juta, dan banyak lagi.

Lapor Pihak Berwajib
Para mahasiswa juga menegaskan, apabila setelah 2×24 jam diterima surat tidak ada tindaklanjut dari Yayasan Pendidikan Perkebunan Yogyakarta, maka mereka akan melakukan beberapa hal:

1. Aksi besar-besaran dengan mengerahkan seluruh mahasiswa ITSI selama tiga hari berturut- turut di Kampus ITSI.

Baca Juga :  Dugaan Pungli, Penipuan dan Penggelapan "Menjamur" di Kampus ITSI. Mahasiswa Laporkan Rektor ke Poldasu

2. Melakukan aksi boikot perkuliahan di ITSI dan akan melaporkan ke pihak terkait seperti (L2DIKTI, DPRD, Kementerian Pendidikan, dan lain-lain, untuk bisa membantu terkait tuntutan kami.

3. Melaporkan ke pihak berwajib terkait dengan ‘penggelapan dana mahasiswa’ oleh Rektor ITSI.

Sedangkan Ketua Yayasan Pendidikan Perkebunan Yogyakarta, Sukarji yang dikonfirmasi wartawan terkait aksi mahasiswa dan tuntutan tersebut, hingga berita ini turun tayang, belum merespon. Beberapa pertanyaan yang disampaikan wartawan via WhatsApp terlihat hanya dibaca (centang dua biru).

Sementara itu, Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara ternyata juga sudah menyurati Rektor ITSI Medan atas adanya laporan mahasiswa ITSI Medan, terkait dugaan mal-administrasi penyimpangan prosedur penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan serta tata kelola dana Beasiswa Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia ITSI Medan.

Dalam suratnya, Ombudsman Sumut minta Rektor ITSI untuk hadir memberi penjelasan atau klarifikasi langsung pada Hari Jumat, di Kantor Ombudsman Perwakilan Sumut di Jalan Sei Besitang Nomor 3 Medan Petisah. (Red).