Gunungsitoli || datapost.id –
Guru merupakan seorang pengajar suatu ilmu. Pada umumnya, guru adalah seorang pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Namun sepertinya berbeda dengan salah seorang guru (Helala Zalukhu, red) yang mengajar di SDN 071077 Madolaoli di Dusun II, Desa Tuhegeo II, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara berstatus Aparat Sipil Negara (ASN) sering mangkir dan bolos mengajar.
Hal ini dikeluhkan oleh Yamoni Laoli selaku warga desa setempat dan juga merupakan orangtua salah seorang murid di sekolah tersebut, Jumat (31/03/2023).
Menurutnya, bahwa oknum guru bernama Helala Zalukhu itu sudah jelas ini bukan rahasia umum lagi, semua sudah tahu kalau oknum tenaga pendidikan yang berstatus ASN ini nakal. Masuk sehari, bolos beberapa hari.
“Perlu kami sampaikan SDN No.071077 Madolaoli bukan salah satu tempat pembuangan ASN nakal, cukuplah beberapa tahun ini sudah dinikmatinya, karena saat ini kami butuh kualitas pendidikan yang baik sama seperti di wilayah perkotaan sehingga mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni bisa tercapai, “tegasnya.
Yamoni Laoli juga secara terang-terangan meminta Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli berani bertindak tegas supaya oknum guru yang berstatus ASN yang dinilai “Tukang Bolos” itu sebaiknya dievaluasi dan mengganti oknum guru tersebut, kalau memang sudah tidak cocok apalagi sang guru pemalas ini menerima sertifikasi.
Ianya merasa aneh, meski oknum guru tersebut sering bolos dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar, sepertinya tetap merasa nyaman-nyaman saja. Menurutnya, mungkin absensi harian tetap terisi dengan paraf penuh saat dilaporkan kepada Dinas pendidikan.
“Baiknya Kepala Sekolah melaporkan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan fakta supaya pemerintah dapat memantau absensi dan ketaatan ASN terhadap jam kerja yang telah ditetapkan,” pungkasnya.
Sementara, Helala Zalukhu saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya tidak melaksanakan tugas dengan sepenuhnya akibat jarak perjalanan yang ditempuh jauh dari rumahnya. Apalagi sudah berumur tua dan sering mengalami kesakitan.
“Perjalanan saya dari rumah sampai ke sekolah dengan naik sepeda motor dengan menempuh kurang lebih jarak 50 kilo meter dan masih ada jalan kaki,” jelas Helala.
Selain itu, Helala menjelaskan bahwa persoalan halangan lainnya, tidak tau seperti ban pecah, rusak motor dan hujan. Jadi, itu tidak bisa pungkiri.
“Apalagi saya ini sakit dan sudah tua. Kadang-kadang saya berobat
dan dokter memberikan izin kepada saya selama tiga hari untuk istirahat di rumah. Dimana, orangtua tidak tau surat itu hanya saya kasi sama kepala sekolah,” bebernya.
Dikatakannya, Kalau memang seandainya ada orangtua merasa tidak senang, mungkin besok lusa bisa pindah dari situ karena tidak 100 persen menjamin melaksanakan tugas disana.
“Ini pernah saya sampaikan kepada Kabid dan katanya udahlah, kurang guru disana,” tutur Helala.
Ketika di konfirmasi kepada Kepala Sekolah SDN No.071077 Madolaoli melalui Via WhatsApp mengatakan, tidak bersedia dikonfirmasi. “Maaf saya tidak bisa di konfirmasi saat ini karena saya sedang rapat,” katanya. (MG)