SERGAI || datapost.id – Pembangunan Peningkatan Jaringan Irigasi sepanjang 700 meter di Dusun VIII Siria-Ria Desa Bamban, Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dengan anggaran diperkirakan menghabiskan biaya sebesar Rp2 Miliyar, perlu dilakukan pengawasan yang serius dan sangat diharapkan pihak Aparat Penegak Hukum (APH) dapat melakukan pemeriksaan dengan jeli.
Hal itu dikatakan Tokoh Pemuda Sergai, Sakarani SH yang akrab disapa Abah Roni kepada wartawan di Serdang Bedagai, Kamis (06/07/2023).
Lebih lanjut Abah Roni mengatakan, dana yang digunakan untuk pembangunan itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). “Diharapkan dengan dana yang cukup besar itu bisa menghasilkan pembangunan yang berkualitas dan mampu bertahan hingga 10 sampai 15 tahun lamanya,” harap Abah Roni.
Abah Roni juga berharap kepada aparat penegak hukum, khususnya Polisi, Jaksa dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat melakukan pemeriksaan terhadap pembangunan yang telah dilaksanakan dan tersebar di 17 Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
“Pembangunan itu menggunakan uang rakyat, jadi harus bermanfaat untuk rakyat. Kepada aparat penegak hukum yang melakukan pemeriksaan nantinya jangan sampai ‘pilih kasih’. Semua pihak yang terlubat harus diperiksa, jangan sampai pembangunan yang dilakukan dikerjakan asal-asalan,” tegasnya.
Kita harus mendukung visinya Bupati Sergai H. Darma Wijaya dan Wakil Bupati Sergai H. Adlin Umar Yusri Tambunan untuk mewujudkan SERGAI MAJU TERUS (Mandiri, Sejahtera, Religius).
Diakhir Abah Roni menyampaikan, semakin dekat kita dengan kedua pemimpin di Sergai ini, maka kita harus bisa menjadi contoh dalam pelaksanaan pembangunan tersebut. “Bukan contoh menyelewengkan anggaran pembangunan bersumber dari uang rakyat, tapi menampilkan hasil pembangunan yang berkualitas dan tidak melanggar ketentuan,” tandas Abah Roni.
Di tempat terpisah, sebelumnya kaum ibu petani di Desa Sei Bamban melontarkan protes keras. Pasalnya, pembangunan tersebut dinilai lambat dan menimbulkan halangan bagi para petani untuk melakukan penanaman padi.
Memang sih, kata salah satu ibu petani Benita Br Sihombing (43) warga Desa Sei Bamban itu, dengan dibangunnya jaringan irigasi tersebut, kami petani sangat terbantu dan diharapkan tidak lagi banjir. Begitu juga dengan hasil panen, nanti bisa lebih baik lagi. Sebelum ada bangunan irigasi ini, sawah sering banjir bahkan sering mengalami gagal panen.
Namun, ia menyesalkan, pekerjaan pembangunan irigasi itu sudah mengalami rusak, padahal umurnya belum berusia 3 bulan yang ditandai dengan retak dan rapuhnya semen tersebut.
“Untuk itu, kami petani meminta agar pelaksanaan pembangunan irigasi itu tidak ada korupsi,” ucap Ibu petani itu. (Red).