DATAPOST.ID MANDAILING NATAL — Beredarnya beras tak layak konsumsi di Pasar Murah yang digelar Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mendapat komentar dari berbagai pihak. Pasalnya, usai beberapa hari dibeli masyarakat, beras tersebut berjamur, menggumpal dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Salah satunya komentar datang dari mantan anggota DPRD Mandailing Natal, Iskandar Hasibuan yang sangat menyesalkan kejadian tersebut.
“Saya prihatin dan menyesalkan kejadian ini, saat masyarakat lagi susah dengan naiknya harga beras di pasaran, malah Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal melalui Dinas Ketahanan Pangan menjual beras yang tidak layak konsumsi.” ujar Iskandar dengan nada kesal, Kamis (07/03/2024)
“Udah tau rusak kena hujan saat pengangkutan, kenapa Dinas Ketapang masih berani menjual beras tersebut kepada masyarakat?. Bukannya meringankan beban masyarakat malah membuat masyarakat jadi bertambah susah, beras itu dibeli oleh masyarakat untuk kebutuhan makan sehari-harinya,” tambahnya.
Ditegaskan Iskandar, ia melihat kejadian ini sebagai tindakan kecerobohan yang dilakukan Dinas terkait.
“Kadisnya sungguh ceroboh dan merasa layas kepada masyarakat karena sanggup menjual beras rusak tersebut, ayam saja tidak mau makan beras seperti itu. Mungkin inilah kado terindah yang diberikan Pemerintah Daerah kepada masyarakat di momen peringatan Hari Ulang Tahun ke-25 Kabupaten Mandailing Natal ini,” ungkapnya.
Dia pun berharap Kepada Bupati Mandailing Natal agar segera mungkin mengganti Kadis Ketahanan Pangan yang tidak bisa bekerja secara maksimal, karena Pemerintah itu adalah pelayan masyarakat.
Sementara Kadis Ketahanan Pangan, Taupik Zulhandra Ritonga yang dikonfirmasi media, Kamis (07/03/24) membenarkan kejadian tersebut pasca ditemukannya beras yang berbau dan berubah warna.
Menurutnya hal ini diakibatkan terkena air hujan disaat pengiriman dari gudang Bulog menuju Pemkab Madina, yang kebetulan pada saat itu terjadi hujan lebat disaat perjalanan.
“Kita telah memanggil dan meminta keterangan pemilik angkutan, dan dari informasi tersebut betul bahwa disaat pengiriman barang terjadi kebocoran pada atap penutup beras. Dan kami telah mengganti angkutan tersebut dengan kenderaan yang lebih layak dengan jaminan tidak terulang kembali masalah seperti ini,” dalihnya.
Diketahui, beras yang tak layak konsumsi ditemukan oleh Rudi Iskandar seorang warga di Kecamatan Panyabungan.
Ia terkejut setelah menerima Pengakuan sang istri yang menemukan beras yang dibelinya berubah warna dan berbau saat hendak memasak.
Menurut pengakuannya, beras tersebut dibeli di pasar murah yang digelar Pemkab Madina melalui Dinas Ketahanan Pangan di Pasar Lama Panyabungan pada Senin kemarin.
Dinas Ketahanan Pangan Mandailing Natal, Menggelar pasar murah di beberapa lokasi di wilayah Mandailing Natal.
Dalam perkilogramnya, warga diharuskan merogoh kocek sebesar Rp 10.250 perliternya atau sebesar Rp 51.500 untuk satu sak beras lima kilogram.
Harga ini jauh lebih murah dibanding harga pasaran yang kini menembus harga Rp 15.000 hingga Rp 16.000 perkilogramnya. (*)